Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 21 Juni 2025
Pw St. Aloisius Gonzaga
2 Kor 12:1-10
Mzm 34:8-13
Mat 6:24-34
Tuhan yang Pegang
“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” – Mat 6:34
Saya teringat akan seorang sahabat, Helena. Saya bertemu dengan dirinya sewaktu saya masih mahasiswa dan ikut dalam komsos di sebuah paroki di Jakarta Barat. Beliau adalah seorang aktivis di paroki, prodiakon, dosen, penulis, penggiat komisi kepemudaan KWI dan masih banyak lagi.
Pada tahun 2020, beliau dikejutkan dengan diagnosa dokter yang menyatakan dirinya menderita tumor otak yang telah sebesar dua pertiga otak kanan. Berdasarkan hasil MRI dan PET Scan, dokter mengatakan peluangnya 50:50.
Dalam tulisan renungan yang ia bagikan dalam sosial media, dirinya bercerita bahwa hatinya berkecamuk. 50:50 itu artinya menang atau kalah, hidup atau mati. Tetapi apakah Tuhan membiarkan manusia kalah? Atau apakah Tuhan membiarkan manusia mati sia-sia? Bukankah manusia diciptakan seturut dengan citra-Nya sendiri? Lalu apakah makna 50:50 itu bagi Tuhan. Lalu dalam renungannya, ia sampai pada satu titik, bahwa Tuhan adalah Sang Pemilik Kehidupan. Situasi 50:50 pastilah semuanya dimiliki oleh Tuhan. Menang atau kalah, hidup atau mati, kita milik Tuhan, demikian tulisnya.
Disposisi batin itu yang menempatkan Helena lebih tenang, gembira, ceria dan terus produktif menulis dan membagikan cerita dan cinta kepada sesamanya. Helena menutup usia tanggal 6 Juni 2022.
Kuatir adalah sikap yang kerap kali muncul dan sangat manusiawi. Betapa seringnya kekuatiran menyedot energi kita, terutama saat mengalami masa-masa sulit. Tak sedikit yang semakin terpuruk, syok, histeris atau melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Kuatir tidak salah tetapi dikuasai kekuatiran itu yang bertentangan dengan Allah. Sebagai orang percaya, kita meletakkan hidup kita di dalam genggaman tangan Tuhan. (BW).
Mengapa engkau gelisah wahai jiwaku? Berharaplah kepada Allah maka engkau akan bersyukur lagi.
No responses yet