Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 21 November 2015
1Mak 6:1-13
Mzm 9:2-4,6,16b,19
Luk 20:27-40
AFTER LIFE
Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup. – Luk 20:38
Seorang teman saya masih sangat muda. Umurnya baru menginjak dua puluh lima ketika Tuhan memanggilnya tiba-tiba. Ketika menghembuskan nafas terakhirnya, ia sedang berada di negeri orang, bukan di rumahnya dan tidak dikelilingi orang-orang yang dicintainya.
Rasanya begitu kaget mendengar kabar tentang kepergiannya. Saya pikir berita itu hanya sebuah lelucon belaka. Tetapi ternyata benar adanya. Teman saya benar-benar telah berpulang ke rumah Bapa. Semua orang yang dikasihinya tentu bersedih. Tak ada yang menyangka ia akan pergi secepat ini. Bila bisa berteriak kepada Tuhan, rasanya ingin sekali bertanya, “Kenapa Tuhan? Kenapa secepat ini?”
Tapi Tuhan kita adalah Allah orang yang hidup. Ketika kita berpulang kepada-Nya, siapa yang tahu apa yang akan terjadi nanti? Patutkah kita bersedih akan kematian? Kalau kita berteriak “kenapa”, mungkin Tuhan akan merespon “kenapa tidak”. Karena pada akhirnya kita akan bertemu dengan-Nya. Pada akhirnya kita akan menemukan kebahagiaan sejati di surga bersama-Nya. Jadi kenapa harus bersedih? Karena di hadapan-Nya, semua orang hidup.
Mungkin saya juga bersedih karena kematian teman saya. Tapi mungkin juga, sebenarnya ia malah berbahagia karena sudah menemukan kehidupan abadi di surga. Jadi, walaupun sulit, saya akan tetap tersenyum ketika mengenangnya. (In memorian K.S. 2013.) – (Hd)
Berdoalah bagi orang-orang yang Anda kasihi yang telah berpulang kepada Bapa.
No responses yet