Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 21 Oktober 2022
Ef 4:1-6
Mzm 24:1-6
Luk 12:54-59
Sinyal Tuhan
”Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?.” – Luk.12:56
Tubuh yang capek adalah sinyal untuk istirahat. Tenggorokan kering dan gatal tanda akan batuk. Bau gosong menyadarkan bahwa kompor lupa dimatikan. Aku sadar akan sinyal-sinyal yang terjadi dalam diriku dan sekitarku dengan baik namun justru tidak peka terhadap kehadiran Tuhan. Kehadiran-Nya kadang kuabaikan atau kukesampingkan. Aku berjalan dengan kemampuanku sendiri, memutuskan sesuai keinginanku, dan lupa bertanya pada Tuhan akan setiap langkah yang kuambil.
Dan akhirnya, aku menjadi pribadi yang egois, mencari keuntungan sendiri, dan bersikap munafik sehingga aku semakin menjauh dari Tuhan. Aku HARUS sadar untuk membersihkan diriku melalui PERTOBATAN. Aku perlu refleksi diri setiap hari di dalam doa maupun merenungkan sabda Tuhan agar aku semakin peka dalam menanggapi kehadiran-Nya. Kehadiran-Nya akan bisa kurasakan melalui sesama di sekitar yang membutuhkan uluran tangan kasih, menghibur mereka yang dirundung kesedihan, menjadi sahabat bagi yang kesepian, menjadi penyemangat bagi yang berputus asa serta menjadi pendoa syafaat bagi orang-orang sekitarku.
Seperti kata Mother Teresa, “Jangan sampai kita puas hanya dengan memberi uang. Uang tidak cukup, uang bisa didapat, tetapi mereka membutuhkan hatimu untuk mencintai mereka. Jadi, sebarkan cintamu kemanapun kamu pergi.” (TL).
Mampukah aku menjawab sinyal kehadiran Tuhan?
No responses yet