Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 21 September 2018
Ef 4:1-7,11-13
Mzm 19:2-5
Mat 9:9-13
Santo Matius
Ikutlah Aku. – Mat 9:9
Seorang teman bekerja sebagai manajer di suatu perusahaan. Karena pengaruh teman-temannya, ia sering terjebak dalam dunia malam. Setiap malam, hidupnya dihabiskan dari kafe ke kafe, bersama dengan wanita-wanita cantik. Ia jarang pulang ke rumah dan berbohong kepada istri dan anak-anaknya bahwa ia sedang dinas di luar kota.
Suatu hari, seorang temannya meninggal karena overdosis. Dari situ ia mulai ketakutan akan hidupnya yang berantakan. Pada saat yang bersamaan, ibu mertuanya sakit-sakitan dan istrinya mengajaknya untuk pindah ke kota kelahirannya. Dengan kemantapan hati, akhirnya ia menemui atasannya untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Dan ia memulai babak baru dalam hidupnya dengan membuka usaha bersama istrinya di tempat baru.
Suatu hari ia melihat spanduk Seminar Hidup Dalam Roh dan ia sekeluarga mengikuti kegiatan itu. Dari situ, ia mengalami pertobatan yang luar biasa. Hidupnya betul-betul berubah. Ia mulai terlibat dalam pelayanan, bahkan menjadi pewarta. Hatinya dipenuhi rasa damai dan sukacita, sangat berbeda dengan kehidupannya yang dulu.
Matius adalah seorang Yahudi yang bekerja sebagai pemungut cukai demi kepentingan bangsa Romawi. Orang-orang sebangsanya tidak menyukainya, karena ia dianggap sebagai orang berdosa. Namun Yesus justru memilihnya untuk mengikuti-Nya. Seketika itu juga Matius meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus. Setelah Yesus naik ke surga, Matius tinggal di Palestina untuk mewartakan Kristus. Hidupnya berakhir sebagai seorang martir iman.
Teman, ajakan Yesus membuat seorang Matius bertobat. Tak pernah ada kata terlambat untuk bertobat. (Ar)
Sudahkah saya mengikuti-Nya dengan sungguh-sungguh?
No responses yet