Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 22 April 2017
Kis 4:13-21
Mzm 118:1,14-21
Mrk 16:9-15
SUKACITA TERBESAR
Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar. – Kis 4:20
Salah satu pergumulan besar dalam hidup saya adalah ketika memutuskan untuk membeli rumah yang sekaligus berarti kami harus pindah dari Jakarta. Maklum, harga rumah di Jakarta sudah begitu tinggi sehingga banyak pasangan muda yang memilih rumah di pinggiran kota.
Kala itu menjelang liburan akhir tahun, sehingga kami harus berlomba dengan waktu agar segala proses yang berhubungan dengan perbankan dapat dilakukan sebelum libur. Tapi ternyata yang terjadi di luar harapan kami. Dengan hati was-was, kami harus rela menunggu hingga awal tahun. Bagi yang pernah mengurus perihal beli rumah pasti mengerti proses yang tidak bisa dibilang mudah dan cepat. Yang lebih membuat galau karena kita hanya bisa menunggu tanpa bisa berbuat lebih jauh.
Namun ketika semua proses itu selesai dan permohonan kami dikabulkan, betapa lega dan gembiranya kami. Proses penantian yang panjang telah berhasil kami lewati. Rumah yang kami idamkan pun secara sah dinyatakan sebagai milik kami. Begitu sukacitanya sehingga kami tidak keberatan ketika harus menceritakannya lagi dan lagi kepada orang-orang yang bertanya tentang proses yang sudah kami lewati.
Pengalaman perjumpaan dengan Tuhan dan pengalaman berjalan bersama-Nya dari hari ke hari memberikan sukacita yang jauh lebih besar dari pengalaman apapun. Tapi, apakah kita merasa bosan untuk terus-menerus menceritakan kebaikan Tuhan yang kita alami dalam hidup kita? (Jc)
Adakah pengalaman bersama Tuhan yang dapat saya bagikan kepada orang lain?
No responses yet