Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Rabu, 22 Januari 2025

Ibr 7:1-3,15-17

Mzm 110:1-4 

Mrk 3:1-6

Empati dan Berani 

Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. – Mrk 3:1

Saya bertanya-tanya, bagaimanakah perasaan orang yang mati sebelah tangannya saat berjumpa dengan Yesus, mengingat hari itu merupakan hari Sabat dan ada orang-orang Farisi yang sedang mengamat-amati? Masihkah hatinya penuh dengan harapan? Atau mungkin tak berani berharap karena tahu hal-hal yang dilarang pada hari Sabat? Jika di posisinya, saya akan masih sangat berharap Tuhan mau menolong saya. Walaupun ada perasaan gelisah dan takut jika Ia tak akan memberikan pertolongan karena peraturan hari Sabat. Namun, bisa disaksikan bersama dalam bacaan Injil hari ini; dengan hati yang penuh belas kasih dan berani, Ia tetap memberikan pertolongan dan mujizat-Nya. Ini adalah tamparan bagi saya, yang terkadang masih ragu untuk datang memohon pertolongan-Nya meski tahu Ia adalah pribadi yang penuh belas kasih. Sebagai manusia, saat saya ingin memberikan pertolongan kepada orang lain masih sering terlintas dalam pikiran, “Bagaimana nasib saya jika menolongnya? Apakah akan berdampak baik atau mungkin malah membuat saya ikut dimusuhi?” Namun, Ia tidaklah demikian. Melalui Injil hari ini, saya belajar untuk mengedepankan empati dan bersikap lebih berani, tidak hanya dalam berbuat baik pada sesama, tetapi juga berani menaruh harapan saya sepenuhnya pada-Nya. (Me).

Tuhan, mampukan saya untuk lebih berempati dan berani berbuat baik pada sesama, serta menaruh harapan saya pada-Mu.

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *