Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 22 Juli 2021
Kid 3:1-4a atau 2Kor 5:14-17
Mzm 63:2-6,8-9
Yoh 20:1,11-18
Dia Perhatikan Air Mata
Ibu, mengapa engkau menangis? – Yoh 20:15
Sudah lebih dari sebulan seorang teman mem-posting tentang istrinya yang sedang sakit. Ia merindukan keluarganya dapat beribadah bersama lagi. Melalui akun media sosialnya, ia memohon doa agar istrinya segera sembuh. Nyata sekali betapa teman ini sangat mencintai istrinya. Namun, Tuhan memiliki rencana lain. Istrinya meninggal. Ia mengalami duka yang sangat mendalam.
Di tempat lain, seorang istri baru saja ditinggal wafat oleh suaminya. Sudah beberapa tahun, hubungan mereka tidak harmonis. Tinggal serumah, tetapi tidur di kamar berbeda. Sejak suami sakit, sang istri malas mengurusnya sehingga saudara-saudara kandung suaminya yang harus bolak-balik mengantar ke rumah sakit, hingga akhirnya meninggal. Tidak ada rasa sedih atau penyesalan di mata sang istri.
Sifat dan daya tahan manusia terhadap suatu masalah memang berbeda. Ada yang setia, ada yang tidak. Bagi orang yang belum dewasa secara rohani, emosi seringkali berbanding terbalik dengan kesetiaannya. Namun, tidak demikian dengan Tuhan. Ketika Maria Magdalena menangis, bukan hanya dua malaikat, tetapi Yesus sendiri turut prihatin sehingga bertanya mengapa ia menangis.
Yesus sangat peduli akan kesulitan kita. Ia tidak memperhitungkan apakah kita termasuk umat yang rajin berdoa atau tidak. Ia adalah Tuhan yang penuh belas kasih. Air mata kita sangat berharga bagi-Nya. Teman, bagaimana keadaan Anda sekarang? Apapun kondisi Anda, mendekatlah kepada-Nya. Ia sangat sayang kepada Anda. (Yo)
Apakah saya sudah sungguh merasakan Tuhan peduli terhadap saya?
No responses yet