Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 22 Juni 2022
2 Raj 22:8-13; 23:1-3
Mzm 119:33-35,37,40
Mat 7:15-20
Kisah si Pohon Jeruk Kunci
“Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” – Mat.7:19
Mama saya menanam pohon jeruk kunci di rumah, namun setelah beberapa tahun berlalu pohon tersebut tidak berbuah, hanya banyak daun-daun saja, padahal mama saya sudah mencoba berbagai cara untuk merawat pohon tersebut. Suatu hari mama berbicara kepada kakak ipar saya, “Pohon ini kalau dalam sebulan ini masih tidak berbuah, kita tebang sajalah.” Ajaibnya, beberapa hari kemudian tiba-tiba muncul banyak bunga dari pohon tersebut dan pohon tersebut akhirnya berbuah begitu banyak sebelum satu bulan. Ternyata tanaman saja bisa mengerti kalau dia tidak mau ditebang, jadi dia mengerahkan segala upaya untuk berbuah.
Kalau tanaman saja tidak mau dibuang, apalagi kita manusia. Kita diberi akal sehat untuk berpikir dan memilih. Tuhan meminta kita untuk menghasilkan buah yang manis dan tetap, jika tidak ingin dipotong dan dicampakkan ke dalam api. Tuhan tidak pernah memaksa kita, kita diberi kehendak bebas untuk memilih, mau taat kepada-Nya atau tidak. Namun setiap pilihan akan membawa konsekuensinya masing-masing. Ketika kita mau berusaha taat, Tuhan pasti memberi rahmat agar kita mampu melakukannya dan menghasilkan buah yang manis bagi orang-orang di sekeliling kita.
Mari kita fokus melakukan yang terbaik, bertobat setiap saat, taat kepada Firman dan melakukan kehendak-Nya sehingga kita berbuah banyak, manis dan tetap. (Yy).
Apakah kita sudah menghasilkan buah yang manis dan tetap, tidak sebentar manis sebentar asam?
No responses yet