Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 22 Maret 2018
Kej 17:3-9
Mzm 105:4-9
Yoh 8:51-59
All for You
Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaanKu itu sedikit pun tidak ada artinya.
Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami. – Yoh 8:54
Sama seperti halnya para pekerja yang bekerja di kebun anggur, kita adalah pekerja di ladang Tuhan. Segala yang kita miliki adalah milik-Nya. Ia menitipkannya kepada kita untuk kita kembangkan dan di kemudian hari akan kita kembalikan untuk kemuliaan-Nya.
Sayang, kita sering tidak menyadari atau bahkan tak mau tahu tentang hal itu. Kita lebih sering berpikir bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah karena hasil usaha kita sendiri, tanpa bantuan-Nya. Padahal jika kita tilik lebih dalam, segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, termasuk semua yang kita miliki adalah karena kehendak-Nya. Hal itu menunjukkan bahwa Tuhan punya andil dalam setiap keberhasilan kita.
Dulu masih sering terbersit dalam pikiran saya bahwa setiap keberhasilan yang saya raih adalah karena usaha saya sendiri. Tak jarang saya merasa sombong dan merasa “wah”. Hingga suatu hari, Tuhan mengingatkan saya bahwa tanpa-Nya, saya bukanlah apa-apa. Setiap keberhasilan kita terjadi karena kemurahan kasih dan berkat-Nya atas usaha kita.
Memang benar, jika Tuhan berkehendak, tapi tak ada usaha dari kita, keberhasilan tak akan terjadi. Begitu pula jika kita sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi Tuhan tidak merestui, maka tidak akan ada keberhasilan. Tanpa campur tangan-Nya, kita tak dapat meraih segala sesuatu yang kita inginkan. Menyertakan Tuhan dalam segala hal dan biarlah setiap yang kita lakukan boleh menjadi persembahan yang harum dan berkenan di hadapan-Nya. Segala hormat, pujian, penyembahan hanya untuk kemuliaan-Nya. (Cr)
Sadarkah saya bahwa semua yang saya miliki adalah titipan-Nya?
Sudahkah saya mempersembahkan semua yang saya lakukan hanya untuk kemuliaan-Nya?
No responses yet