Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 22 Mei 2024
Yak 4:13-17
Mzm 49:2-3,6-11
Mrk 9:38-40
Arti Hidup
Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. – Yak 4:14
Penggalan kalimat di atas membuatku merenung. Apa arti hidupku? Sudahkah hidupku yang bagaikan uap ini memberikan arti untuk orang-orang di sekitarku? Seringkali aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri sehingga aku lupa untuk memperhatikan sekelilingku dan tanpa terasa waktu berlalu begitu saja.
Perenungan ini membawaku teringat pada salah satu bab yang pernah dibahas dalam pertemuan komselku. Mau seperti apakah aku dikenang saat aku sudah meninggalkan dunia ini? Seringkali aku merasa bingung dengan tujuan hidupku tapi pertanyaan di atas membuatku memiliki secercah bayangan tentang tujuan hidupku.
Sebagai seorang pribadi, tentu setiap dari kita memiliki keinginan dan juga ambisi masing-masing. Tapi, apakah yang menjadi ambisi dan keinginan kita itu jauh lebih penting daripada perasaan orang-
orang di sekeliling kita? Tak jarang, demi mendapatkan sesuatu, ada orang yang rela menghalalkan segala cara dan membuat orang lain merasa terluka dengan perkataan maupun perbuatannya. Tak jarang demi mendapatkan kelimpahan, waktu dengan keluarga bahkan kesehatan diri sendiri yang menjadi korban keegoisan kita. Apakah ambisi dan keinginan kita sendiri jauh lebih penting daripada hidup kita yang sangat singkat ini? Ingat bahwa hidup di dunia ini sungguh sangat singkat jika dibandingkan dengan kehidupan kekal nantinya. Tidakkah kita menyesal jika kita lebih mengejar hal duniawi yang mudah lenyap? (Me).
Kehidupan seperti apa yang ingin kujalani?
No responses yet