Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 23 Februari 2024
Yeh 18:21-28
Mzm 130:1-8
Mat 5:20-26
Menjaga Kemarahan
…”Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum.” – Mat 5:21b-22a
Banyak yang memandang kemarahan sebagai sesuatu yang negatif. Tetapi sebenarnya marah adalah salah satu bentuk emosi yang dimiliki oleh semua orang. Sejak kecil kita sudah diajarkan untuk bisa membedakan emosi, seperti senang, sedih, marah, dan sebagainya.
Tetapi kemarahan tidak boleh dibiarkan berkembang menjadi sesuatu yang negatif. Jika kita sudah berada pada tahap membenci dan dendam, hal itu bagaikan pembunuhan yang masih berada dalam hati. Kita harus memohon rahmat pengampunan dari Tuhan supaya kita bisa berdamai dengan diri sendiri dan tidak merusak jiwa kita maupun orang lain, karena cara berdamai dengan diri sendiri yang paling ampuh adalah dengan mengampuni.
Dengan demikian kita dapat melepaskan diri dari kemarahan berlebih, kebencian, dan dendam. Kita kembali dapat mengontrol diri sendiri dan tidak dikontrol oleh kebencian. Mengampuni bukan berarti membiarkan kita tersakiti terus menerus, tetapi justru melepaskan diri dari belenggu kebencian dan dendam yang mengikat.
Mari katakan kepada diri sendiri: Saya tidak mau memendam kemarahan, saya memilih untuk melepaskan diri dari kemarahan yang membelenggu saya. Semoga kita semua dapat belajar mengolah emosi dengan lebih baik. Amin. (Aw).
Sudahkah kita mengontrol kemarahan dan memilih untuk mengampuni?
No responses yet