Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 23 Januari 2017
Ibr 9:15,24-28
Mzm 98:1-6
Mrk 3:22-30
WHEN I SAY “NO”
Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. – Mrk 3:25
Dalam tulisan beberapa waktu lalu, saya pernah membagikan tulisan mengenai struktur dalam keluarga yang perlu diikuti agar keluarga itu dapat berjalan harmonis dan setiap bagiannya berfungsi secara benar. Struktur tersebut dimulai dari posisi tertinggi yang ditempati oleh Tuhan sebagai nahkoda dalam bahtera rumah tangga, selanjutnya diikuti oleh ayah/suami yang diberi hikmat oleh Tuhan untuk menjadi iman dan pemimpin dalam keluarga, lalu ibu/istri yang mendukung dan menjaga agar segala sesuatunya dalam keluarga berjalan dengan baik, dan anak di posisi terakhir.
Namun hal itu tetap tidak akan menjamin sebuah keluarga akan berjalan tanpa adanya ketaatan dari setiap anggota keluarga di dalamnya. Ketaatan kepada otoritas di atasnya merupakan kunci. Bayangkan keluarga yang anak-anaknya patuh kepada orang tuanya, istri tunduk kepada suaminya, dan ayah yang menjadi kepala keluarga memimpin keluarga sesuai visi yang Tuhan berikan. Sekarang bandingkan dengan keluarga dimana anak-anaknya berontak terhadap orang tuanya, istri yang dominan dan mengambil peran suami dalam memutuskan segala sesuatu dalam keluarga, serta suami yang tidak menjalankan perannya sebagai kepala keluarga.
Sebenarnya masalah ketaatan tidak hanya dibutuhkan dalam keluarga, tapi juga di kantor, di lingkungan masyarakat, di organisasi, di pemerintahan…semuanya. Ketika setiap orang mulai melakukan apa yang menjadi keinginannya sendiri dan mulai mengambil hak orang lain, maka percayalah, kekacauan akan segera terjadi. Segala sesuatunya akan terpecah. Tidak akan ada lagi yang namanya kesatuan.
Karakter ketaatan bukan masalah sepele. Belajar taat tidak semudah membalik telapak tangan.
Mulailah dari hal-hal kecil dalam hidup kita untuk belajar yang namanya taat. Taat lampu lalu lintas, taat pada aturan di kantor, taat pada otoritas…ingat, jika kita taat dalam hal-hal kecil, Tuhan akan mempercayakan hal-hal yang lebih besar dalam hidup kita. (Jc)
Bagaimana sikap saya jika terjadi hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan?
No responses yet