Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 23 Juli 2017
Keb 12:13,16-19
Mzm 89:5-6,9-10,15-16
Rm 8:26-27
Mat 13:24-43
BIJI
Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain.. – Mat 13:32
Walaupun bukan keahlian saya, tapi saya pernah mencoba bercocok tanam dan terbukti saya memang kurang mahir. Meski begitu, saya berhasil menumbuhkan tanaman kangkung di depan rumah. Awalnya hanya berasal dari sebuah biji yang sangat kecil. Ketika dibiarkan tumbuh, tanaman kangkung itu dapat menjalar ke sana ke mari, memiliki banyak batang dan daun. Dari satu biji saja bisa menghasilkan begitu banyak kangkung untuk dimasak. Tanpa pengalaman itu, yang saya tahu hanyalah kangkung yang sudah diikat dengan rapi dan dijual di pasar.
Ketika membaca perumpamaan yang Yesus buat tentang Kerajaan Surga dan biji sesawi ini, saya jadi teringat akan tanaman kangkung depan rumah saya itu. Memang ukuran bijinya sangat kecil, tapi begitu ditanam dan mendapat nutrisi yang dibutuhkan, ia bisa berubah menjadi sesuatu yang besar dan berdaya guna. Bila biji itu hanya disimpan, ia tidak akan pernah bertumbuh dan tetap menjadi sebuah biji saja.
Jadi, yang mampu membuat biji itu bertumbuh adalah kita yang menanamnya. Semuanya tergantung pada keputusan kita – apakah kita mau menanam biji Kerajaan Surga dalam hati kita hingga bertumbuh menjadi pohon yang rindang bagi orang banyak atau tidak. (Hd)
Benih apa yang saya tanam dalam hati agar bisa berdampak bagi dunia?
No responses yet