Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 23 November 2017
1Mak 2:15-29
Mzm 50:1-2,5-6,14-15
Luk 19:41-44
Lawatan Tuhan
..karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau. – Luk 19:44
Seorang teman berdoa selama bertahun-tahun agar keluarganya dipulihkan. Dulunya ia seorang aktivis gereja dan menjadi ketua salah satu komunitas anak muda. Namun karena ia menikah dengan pasangan berbeda agama, pergumulannya pun dimulai.
Ia tinggal di rumah keluarga besar pasangannya yang semuanya berbeda agama dengannya. Hari-harinya dilewati dengan begitu berat. Setiap hari ia berdoa agar lawatan Tuhan terjadi dalam keluarga itu, namun ia merasa semakin didoakan, keadaan malah semakin memburuk. Ia hampir putus asa karena hal ini.
Sejak menikah, ia juga tidak diizinkan ke gereja. Hingga suatu kali, anaknya terkena demam berdarah dan harus dirawat karena kondisinya kritis. Saat itulah ia memberanikan diri meminta izin agar diperbolehkan memanggil teman-teman gerejanya untuk berdoa bagi anaknya. Pasangannya luluh juga. Bahkan di luar dugaan, pasangannya mengatakan mau dibaptis jika anaknya sembuh. Dan mukjizat Tuhan terjadi, anaknya sembuh.
Perlahan tapi pasti, Tuhanpun menjawab doanya. Selain pasangannya, seluruh keluarga pasangannyapun akhirnya dibaptis. Betapa sukacitanya teman saya ini. Ternyata doanya tidak sia-sia, sekalipun ia harus menunggu hingga sembilan tahun. Tuhan menjawab tepat pada waktunya.
Teman, senantiasalah berjaga-jaga di dalam doa, karena kita tidak tahu kapan Tuhan melawat kita. Kita memang sangat terbatas, tetapi kekuatan doa tidak terbatas. Teruslah berdoa! (Ar)
Apakah saya senantiasa berdoa?
No responses yet