Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 23 September 2024

St. Pius dr Pietrelcina (Padre Pio)

Ams 3:27-34
Mzm 15:2-5
Luk 8:16-18

Gaya Hidup Padre Pio

Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya. – Ams 3:27

Hari ini Gereja Katolik memperingati pesta Santo Pius dari Pietrelcina (Padre Pio). Padre Pio lahir dari keluarga petani sederhana pada tanggal 25 Mei 1887 di Pietrelcina, Italia Selatan. Dia mendapat pelajaran privat dari seorang guru hingga masuk ke novisiat rahib Kapusin pada usia 15 tahun. Kesehatannya lemah tapi kemauannya keras. Dengan pertolongan Tuhan, dia dapat menyelesaikan pendidikan dan ditahbiskan menjadi Imam pada tahun 1910. Pada tanggal 20 September 1918, kelima luka dari derita Tuhan Yesus terlihat di badannya dan membuatnya menjadi Imam stigmata yang pertama dalam sejarah Gereja. Tak terhitung banyaknya orang yang tertarik untuk menerima sakramen tobat darinya dan banyak juga yang menerima nasehat dan bimbingan yang suci melalui surat menyurat. 

Seluruh hidupnya ditandai dengan jam-jam doa yang panjang dan perjuangan terus menerus. Surat-suratnya kepada pembimbing rohani mengungkapkan bahwa penderitaan baik secara fisik dan rohani ada dalam sepanjang hidupnya. Namun Padre Pio mencurahkan cintanya yang begitu menyala-nyala kepada Sakramen Ekaristi dan Bunda Maria. Padre Pio dipanggil Tuhan pada tanggal 23 September 1968 (sumber:https://id.m.wikipedia.org). Meskipun Padre Pio merupakan salah satu tokoh paling terkenal pada abad 20, namun Padre Pio tetap rendah hati dan tidak sombong.

Marilah kita belajar dari gaya hidup Padre Pio. Meski begitu banyak talenta yang sudah diterimanya, tapi Padre Pio tidak pernah menahan kebaikan bagi orang-orang yang berhak menerimanya. (Ar).

Sudahkah saya belajar dari gaya hidup seorang Padre Pio?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *