Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 24 April 2018
Kis 11:19-26
Mzm 87:1-7
Yoh 10:22-30
Janji-Nya
Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya
dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. – Yoh 10:28
Sejak bayi, saya sudah dibaptis menjadi Katolik. Hal itu tidak mengejutkan karena latar belakang keluarga saya semuanya Katolik. Meski demikian, saya baru mengenal-Nya secara pribadi saat duduk di sekolah dasar.
Dalam perjalanan untuk mengenal-Nya, banyak hal yang terbersit dalam pikiran dan ingin saya tanyakan. Saya pernah mempertanyakan soal keadilan. Saya merasa Tuhan tidak adil karena teman-teman saya yang melakukan kecurangan mendapatkan nilai yang bagus dan bahkan mendapat ranking di kelas. Namun hal itu tidak membuat saya menyimpang dari jalan-Nya. Tuhan mengajarkan saya untuk tetap teguh dan berbangga hati atas hasil usaha yang saya dapatkan dengan cara yang benar.
Pada masa sekolah, tak jarang ada teman-teman yang berkelompok dan memushi saya. Namun Tuhan tidak tinggal diam, karena lewat guru, saya tetap boleh merasakan kasih-Nya. Hingga saya dewasa, saya selalu dapat merasakan kasih dan penyertaan-Nya selalu ada bagi saya. Ketika banyak rekan kerja yang memusuhi saya karena merasa tersaingi, Tuhan menguatkan dan mendukung saya lewat keluarga.
Saat akan memutuskan untuk memiliki pasangan hidup, Tuhan juga menunjukkan campur tangan-Nya, karena calon pasangan saya ketika itu masih non Katolik. Saya bergumul bersama Tuhan dan melihat bagaimana Tuhan bekerja hingga akhirnya pasangan saya memutuskan untuk menjadi Katolik, sehingga kami dapat membangun satu keluarga yang seiman.
Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, tetaplah berjalan dan berpegang teguh pada janji-Nya, sehingga pada akhirnya Ia mendapati kita tetap setia. (Cr)
Pernahkah saya merasa ragu akan janji Tuhan?
No responses yet