Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 24 Maret 2023
Keb 2:1a.12-22
Mzm 34:17-23
Yoh 7:1-2,10,25-30
Mengenal Yang Benar
“Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.” – Yoh 7:28
Yesus berkata bahwa orang-orang Yerusalem itu mengenal-Nya. Namun ternyata mereka mengenal-Nya hanya dari sisi kemanusiaan-Nya, yaitu bahwa Ia berasal dari Nazaret, anak seorang tukang kayu yang bernama Yusuf, dan bahwa saudara-saudara-Nya semua ada bersama-sama dengan mereka. Sedangkan dari sisi keilahian-Nya, bahwa Ia adalah Anak Allah, yang diutus oleh Allah sendiri, Sang Kebenaran, sama sekali tidak mereka kenal. Meskipun demikian, mereka tidak ingin mengenal-Nya lebih jauh. Mereka masih terkekang oleh ego, sehingga tidak ingin mengenal Sang Kebenaran. Kebenaran sejatinya adalah sesuatu yang membebaskan, namun bagi mereka yang nyaman berada dalam ketidaktahuan, kebenaran merupakan sesuatu yang membatasi ruang gerak.
Saya pun pernah berada di posisi itu. Saya berkata mengenal-Nya dan kebenaran-Nya, namun terkadang masih memilih untuk tidak melakukannya dikarenakan ego yang terlalu tinggi atau takut menyakiti hati orang lain. Contohnya saja berbohong. Sekecil apapun kebohongan tetaplah salah, karena berbohong berarti menyembunyikan kebenaran. Namun ada kalanya, saya mengucapkannya dengan dalih terpaksa. Seiring berjalannya waktu, saya belajar bahwa dalam kondisi terpaksa, sebaiknya diam daripada mengatakan suatu kebohongan demi kebaikan (white lies), atau dapat pula menjawabnya dengan bertanya balik. Sulit, tapi bukan tidak mungkin. Pada akhirnya kita bisa meninggalkan semua kebohongan dan selalu menyatakan kebenaran jika dengan sepenuh hati menghendakinya. (Vn).
Ya Tuhan, bantulah aku untuk lebih mengenal-Mu dengan selalu melakukan kebenaran.
No responses yet