Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 24 Mei 2016
1Ptr 1:10-16
Mzm 98:1-4
Mrk 10:28-31
KITA DAN HIDUP INI
Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu. – Mrk 10:31
Saat menulis ini, ibukota sedang dihebohkan dengan pemberitaan mengenai Gubernur DKI yang akan mencalonkan diri lagi untuk periode yang akan datang. Saya pribadi tidak tertarik dengan dunia politik sehingga saya memilih untuk menutup mata dari berbagai pemberitaan seperti itu. Tapi keberadaan tokoh ini lengkap dengan gebrakannya dan juga pro-kontra terhadap dirinya membuat saya, sedikit tahu tentang berita politik.
Tahun 2017 akan menjadi penting karena momen pemilihan gubernur. Yang menjadi seru adalah ketika muncul banyak orang yang berlomba untuk meraih posisi tersebut. Berbagai cara digunakan demi kursi nomor satu ibukota itu. Hidup memang adalah dan tentu saja perjuangan. Sah saja saat orang berlomba untuk menjadi yang pertama. Karena menjadi nomor satu pasti akan tersohor, dihormati, dan tentu saja memperoleh banyak kenikmatan.
Namun, apakah menduduki kursi nomor satu Jakarta adalah sesuatu yang nikmat? Apakah kekuasaan mendatangkan kenikmatan? Bukankah menjadi pemimpin artinya memikul tanggung jawab besar? Bukankah menjadi Gubernur Jakarta artinya beribu pekerjaan rumah siap menanti? Pertanyaan selanjutnya, apakah mereka yang berlomba itu memang terpanggil untuk membawa Jakarta ke arah yang lebih baik atau hanya sekedar ambisi pribadi demi memperoleh kenikmatan, kehormatan, dan kekuasaan?
Teman, apakah dalam kehidupan sehari-hari kita mengikuti kata hati dalam bertindak? Atau justru hanya mengikuti keinginan daging demi memperoleh kekuasaan? Bagi saya, segala sesuatu yang dikerjakan dengan sepenuh hati dan berdasarkan niat yang baik akan selalu mendatangkan berkat. Karena menjadi pemimpin bukanlah segalanya, tapi mereka yang melakukan segala sesuatu dengan niat tulus yang sejatinya adalah seorang pemimpin.
No responses yet