Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 24 November 2016
Why 18:1-2,21-23; 19:1-3,9a
Mzm 100:2-5
Luk 21:20-28
TAKUT
..sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya. – Why 19:2
Ketika terjadi kerusuhan pada Tahun 1998 silam, daerah kami termasuk yang paling parah. Saya tidak masuk sekolah selama seminggu karena situasi di berbagai daerah tidak kondusif. Dalam keadaan seperti saat itu, ayah sempat mengajari kami untuk tidak mengaku sebagai pengikut Tuhan. Saat itu ibu dan saya menangis dan bertanya mengapa kami harus seperti itu. Ayah selalu membalikkan pertanyaan kami dengan mengatakan, “Kita mau mati konyol atau mau selamat?”
Selama berhari-hari kami hanya tinggal di rumah dan tak henti-hentinya berdoa rosario. Kami serahkan semuanya ke dalam tangan Tuhan. Akhirnya masa kritis itu lewat. Puji Tuhan, kami sekeluarga selamat dari kerusuhan itu. Namun ada yang berubah drastis setelah peristiwa itu. Finansial keluarga kami langsung hancur. Ibupun akhirnya menegur ayah karena apa yang ayah minta kami lakukan saat kerusuhan. Reaksi ayah langsung marah. Tapi ibu seorang pendoa yang tekun, ia percaya suatu saat pasti ayah bertobat.
Suatu malam saat berkumpul di ruang keluarga, ayah mengajak kami untuk minta Sakramen Tobat. Ayah menyatakan rasa bersalahnya atas apa yang ia minta kami lakukan. Beliau sadar kalau perbuatannya itu telah menyangkal Tuhan. Setelah menerima Sakramen Tobat, kami tidak lagi dihantui rasa bersalah. Hidup kami menjadi lebih sukacita dari sebelumnya. Bahkan ayah jadi rajin ke gereja dan mulai aktif dalam kegiatan gereja. Perlahan namun pasti, kondisi finansial kami mulai dipulihkan.
Teman, jangan pernah menyangkal Dia karena tak ada alasan bagi kita untuk menyangkal-Nya. (Ar)
Masihkah saya meragukan kasih Tuhan kepada saya?
No responses yet