Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 24 November 2017
1Mak 4:36-37,52-59
MT 1Tw 29:10-12
Luk 19:45-48
Rumah doa
Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun. – Luk 19:46
Beberapa waktu belakangan ini, saya merasa seperti kembali masuk dalam masa “penyembuhan”. Saya mengatakan demikian karena saya sudah pernah mengikuti retret, seminar, ataupun pengajaran tentang penyembuhan luka batin saat saya baru mengalami Tuhan. Itu terjadi bertahun-tahun lalu. Memang, banyak kesembuhan yang saya alami dan pemulihan yang terjadi dalam diri saya.
Namun seperti yang saya katakan di awal, masa itu seolah “kembali”. Ada banyak luka dan perasaan negatif yang muncul kembali. Rasa yang sama yang saya pikir sudah beres. Tapi kenyataannya, masih ada luka yang belum beres yang ingin Tuhan tunjukkan.
Saat mengalami pergumulan dengan perasaan luka dan perasaan negatif, relasi saya dengan Tuhanpun menjadi terganggu. Sulit rasanya untuk berdoa, atau sekedar membaca firman-Nya. Kerinduan dan semangat untuk melayani-Nya pun ikut memudar. Dan saya tahu, saya tidak boleh berdiam diri.
Akhirnya saya memutuskan untuk ikut sebuah retret tentang luka batin dan berharap mengalami kesembuhan dari Tuhan.
Tuhan baik. Keputusan saya tepat karena saya sungguh mengalami kesembuhan dan pemulihan lewat retret itu. Setelah saya melewati masa suram itu, diri saya siap untuk memulai relasi yang baru dengan Tuhan. Ya, sekarang diri saya siap untuk kembali menjadi rumah doa, dan saya mengalami pertumbuhan dalam relasi dengan-Nya. (Jc)
Apa yang saya lakukan ketika relasi saya dengan Tuhan menjadi sulit?
No responses yet