Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 25 April 2024
Pesta St. Markus, PenInj.
1 Ptr 5:5b-14
Mzm 89:2-3,6-7,16-17
Mrk 16:15-20
Merendahkan Hati atau Direndahkan Allah?
Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” – 1 Ptr 5:5b.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, congkak memiliki arti sebagai berikut: sombong, merasa dan bertindak dengan memperlihatkan diri sangat mulia. Tak jarang kita berjumpa dengan orang-orang sombong. Apalagi di jaman sekarang, dimana budaya “pamer” semakin menjadi dengan adanya sosial media. Orang-orang seakan-akan berkompetisi memamerkan harta milik, kepandaian dan sebagainya. Manusia karena kejatuhan dosa awal, memiliki kecenderungan untuk menjadi superior dan ingin menjadi seperti Tuhan yang Maha Tahu dan Maha Bisa. Kalau tidak hati-hati, kita pun dengan mudah bisa jatuh dalam dosa kesombongan.
Pernah saya ditanya, karakter apa yang penting untuk dimiliki oleh calon pasangan hidup? Jawaban saya, rendah hati. Kerendahan hati memampukan orang untuk bisa belajar bertumbuh, bekerja sama, berkorban dan masih banyak dampak positif lainnya. Jujur, sulit sekali untuk bisa berkomunikasi dengan orang-orang sombong apalagi diajak untuk bekerja sama. Kalau dengan sesama manusia saja, kita sudah sulit untuk berelasi, apalagi dengan Tuhan. Dengan keras, Tuhan bersabda dalam 1 Ptr 5:5 “Allah menentang orang yang congkak”. Pada saat manusia mulai menjadi sombong dan memuliakan dirinya, mereka akan menjadi semakin jauh relasinya dari Tuhan. Pilihan kita ada dua: pertama apakah kita mau belajar untuk merendahkan hati atau tetap memilih untuk menjadi sombong sehingga direndahkan Tuhan. Marilah kita belajar hari demi hari, supaya kita bisa semakin rendah hati dan nama Tuhan semakin ditinggikan. (NC).
Ajarilah kami ya Tuhan supaya hari demi hari kami bisa bertumbuh menjadi hamba-Mu yang rendah hati.
No responses yet