Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 25 Februari 2017
Sir 17:1-15
Mzm 103:13-18a
Mrk 10:13-16
KASIH YESUS UNTUK SEMUA
Lalu Ia memeluk anak anak itu dan sambil meletakkan tanganNya atas mereka Ia memberkati mereka. – Mrk 10:16
Cukup menimbulkan pertentangan ketika kita membawa anak-anak yang masih kecil ke gereja. Karena kita tahu, anak-anak seusia mereka sedang aktif-aktifnya dan tidak bisa tenang. Tidak heran jika mereka akan merasa bosan untuk duduk diam selama lebih dari satu jam di dalam gereja. Kalau sudah bosan, mereka akan mulai merengek, menangis, dan membuat ribut. Akibatnya, banyak orang tidak merasa nyaman karena gereja adalah tempat kudus yang seharusnya diisi dengan keheningan.
Ehm…mungkin kita perlu belajar membedakan antara gereja dengan biara. Di biara memang butuh keheningan, tapi di gereja, bisa jadi tidak.
Setiap anak berbeda. Ada yang aktif, ada yang pendiam. Tak ada masalah dengan anak-anak yang pendiam dan bisa mengikuti misa dengan tenang. Tapi bagaimana dengan nasib anak-anak yang aktif dan tidak bisa diam? Apakah mereka tidak boleh ke gereja?
Ayolah…kita perlu memiliki toleransi bagi mereka. Dan para orang tua, berusahalah membantu untuk mendisiplinkan mereka. Kalau memang harus mengalah, bisa mengajak mereka keluar sebentar dan menurut saya, kita tetap sah mengikuti perayaan Ekaristi.
Yesus ingin mengajak anak-anak datang kepada-Nya. ini merupakan tantangan bagi gereja untuk dapat menerima anak-anak. Bisa dengan mengadakan sekolah minggu atau perayaan ekaristi khusus bagi anak-anak. Jadi yang dewasa merasa nyaman untuk mencari jadwal perayaan Ekaristi yang sesuai yang mereka harapkan. Tetapi, jangan pernah menghalangi anak-anak untuk datang ke dalam gereja. (An)
Menurut saya, cara apa yang membuat anak-anak nyaman di dalam gereja?
No responses yet