Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 25 Februari 2021
T.Est 4:10-12,17-19
Mzm 138:1-3,7-8
Mat 7:7-12
Doa = Makan
Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. – Mat 7:7
Doa adalah bercakap-cakap dengan Tuhan. Ada kalanya kita bicara dan Tuhan diam, namun ada saat tertentu kita hening dan membiarkan Tuhan menyapa kita.
Saat hening, Tuhan tidak berbicara langsung dengan kata-kata seperti manusia dan saya bersyukur untuk hal itu. Jika tiba-tiba saya mendengar suara, tentu saya sangat ketakutan dan segera meninggalkan doa saya. Namun doa saya yang berisi pertanyaan, pasti Tuhan jawab dalam peristiwa hidup sehari-hari.
Injil Matius menjelaskan tahap-tahap doa. Pertama, meminta. Ini yang paling mudah. Kita punya segudang permintaan kepada Tuhan. Kedua, mencari. Ini lebih sulit. Kehendak Tuhanlah yang kita cari dan ini mengandalkan hubungan yang lebih intim dengan Tuhan melalui pembacaan Kitab Suci dan refleksi. Terakhir, mengetok. Inilah yang paling sulit. Bayangkan jika kita harus melakukan pelayanan yang tidak kita sukai, tetapi kita satu-satunya orang yang diharapkan dapat melakukannya. Dalam hati kecil, kita menyadari bahwa Tuhan memang menghendakinya. Tahap-tahap doa ini memang tidak bisa dilakukan sekaligus dalam satu hari. Namun, selangkah demi selangkah, Tuhan menunjukkan bahwa doa kita semakin mendalam.
Dalam Bahasa Inggris, perikop Injil ini diterjemahlan dengan Present Tense yang artinya ini merupakan kegiatan yang diulang-ulang setiap hari dan akhirnya menjadi kebiasaan. Itulah doa! Doa menjadi kebutuhan sehari-hari kita sebagai anak Allah. (Yo)
Apakah doa sudah menjadi kebiasaan hidup saya?
No responses yet