Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 25 Februari 2024
Hari Minggu Prapaskah II
Kej 22:1-2,9a,10-13,15-18
Mzm 116:10,15-19
Rm 8:31b-34
Mrk 9:2-10
Bahagia Bersama-Nya
…“Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” – Mrk 9:5
Saya merasa begitu senang ketika berkesempatan untuk mengikuti retret atau rekoleksi. Memiliki waktu sejenak terbebas dari rutinitas harian, menikmati suasana tenang dan damai dalam doa dan keheningan. Ketika retret, saya merasa berkomunikasi dengan Tuhan begitu mudah, masalah-masalah yang saya alami seakan tidak ada artinya dibandingkan perasaan bahagia dan damai yang saya alami. Ketika mendekati akhir waktu retret, saya agak tidak rela waktu yang menyenangkan itu berakhir, harus kembali lagi ke rutinitas yang kadang menjemukan, harus menghadapi lagi masalah-masalah saya yang tidak serta merta terselesaikan karena saya mengikuti retret.
Begitulah kira-kira yang dialami oleh Petrus, Yohanes, dan Yakobus, hanya saja skalanya jauh lebih besar. Mereka diijinkan untuk mencicipi kemuliaan Tuhan, sesuatu yang begitu indah dan luar biasa, yang tidak pernah mereka alami sebelumnya, sehingga mereka ingin berlama-lama menikmatinya. Tentu saja pengalaman indah itu tidak bisa lama-lama mereka nikmati. Mereka harus melihat Yesus menempuh jalan salib-Nya yang mengerikan, dan mereka juga harus menjalani salib mereka masing-masing sebelum akhirnya mereka boleh menikmati kemuliaan kekal bersama-Nya.
Namun seperti pengalaman para murid, pengalaman bahagia yang saya dapatkan saat retret tersebut bisa menjadi sumber kekuatan ketika saya sedang lemah, ketika saya menghadapi permasalahan yang seakan tidak ada habisnya. Pengalaman itu memberikan janji kepada saya, bahwa jika saya tetap setia, kebahagiaan itu akan saya miliki selamanya. (Vn).
Akankah aku setia menantikan janji Tuhan?
No responses yet