Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 25 Juni 2018
2Raj 17:5-8, 13-15a,18
Mzm 60:3-5,12-13
Mat 7:1-5
Karena keegoisan
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? – Mat 7:3
Beberapa waktu yang lalu kita mungkin mendengar kasus seorang anak yang ditendang oleh seorang pria dewasa. Ceritanya ia tidak terima karena putrinya yang masih balita terkena ayunan yang sedang diduduki anak itu. Yang seru, si bapak tidak mengakui kesalahan dari pihak keluarganya sendiri yang tidak memperhatikan si kecil, tetapi malah mengatakan anaknyapun boleh diperlakukan sama jika berada di posisi anak yang bermain ayunan itu.
Mendengar kisah ini, saya hanya tertawa. Dalam hati saya berkata, “Masak sih? Apa benar bapak akan memperbolehkan orang lain menendang anak bapak?” Haha…coba saja Anda bayangkan. Sekarang, dalam kondisi anaknya yang salah (atau keluarganya yang tidak memperhatikan dengan baik), dia yang lebih galak. Apalagi kalau kondisi anaknya berada dalam posisi yang benar?
Dari peristiwa ini saya menyadari bahwa tidak bisa dipungkiri bahwa kecenderungan manusia adalah bersikap egois. Begitu egoisnya kita sampai-sampai kita selalu merasa diri benar. Semuanya berpusat pada diri kita. Di luar kita tidak penting, tidak benar, tidak peduli.
Untuk satu hal ini saja, kita perlu terus mengingatkan diri sendiri dari waktu ke waktu. Jika kita tidak menanggalkan keegoisan diri, sulit bagi kita untuk belajar. Padahal, belajar adalah proses yang akan terus kita alami sepanjang hidup kita. Sayang sekali jika begitu banyak kesempatan belajar terlewatkan hanya karena sikap kita sendiri sehingga kita tidak bertumbuh dan menjadi lebih baik. (Jc)
Apakah keegoisan saya membuat saya melewatkan banyak kesempatan untuk belajar?
No responses yet