Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 25 Juni 2021
Kej 17:1,9-10,15-22
Mzm 128:1-5
Mat 8:1-4
Jadilah Tahir
Aku mau, jadilah engkau tahir. – Mat 8:3
Pada zaman itu, penyakit kusta dianggap sebagai sebuah kutukan ataupun hukuman atas dosa tertentu yang dilakukan manusia. Mereka yang terkena kusta diasingkan karena dianggap najis dan berbahaya. Penyakit ini dianggap sebagai satu-satunya yang tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan manusia. Orang-orang percaya, hanya Tuhan yang dapat mentahirkan orang kusta.
Kusta merupakan lambang dosa. Sama seperti kusta, dosa juga seharusnya dipandang sebagai hal yang menjijikkan dan mengerikan. Dosa harusnya juga membuat manusia sadar untuk tidak bermain-main, berpapasan, apalagi jatuh ke dalamnya. Selain itu, sama seperti kusta, orang yang berdosa tidak bisa melepaskan dirinya sendiri dari dosa itu bahkan sampai mati. Demikian juga agama manapun tidak bisa membebaskan manusia dari dosa selain Allah sendiri.
Setelah itu Yesus meminta orang kusta yang sudah disembuhkan untuk memperlihatkan kesembuhannya kepada imam dan mempersembahkan persembahan yang diperintahkan Musa.
Pengampunan dosa bukan saja memulihkan relasi kita dengan Allah, namun juga relasi kita dengan gereja sebagai Tubuh Kristus. Maka perlu Sakramen Pengakuan Dosa dimana imam sebagai wakil Allah mengampuni dosa kita dan memulihkan relasi kita dengan Gereja sehingga kita kembali menjadi satu dengan tubuh-Nya yang kudus.
Ingatlah, dosa bukan saja memisahkan kita dari Allah, tetapi juga memisahkan kita dari sesama, bahkan dari orang yang paling kita kasihi. (Al)
Masih adakah dosa yang perlu saya akui di hadapan Tuhan?
No responses yet