Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 25 Juni 2022
Peringatan Hati Tak Bernoda St. Perawan Maria
Yes 61:9-11
MT 1 Sam 2:1,4-7
Luk 2:41-51
Rahmat dan Ketaatan
Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. – Luk.2:51
Saya sungguh tidak bisa membayangkan pergumulan Bunda Maria yang luar biasa. Jika dilihat dari kacamata manusia biasa, rasanya saya kehabisan kata-kata untuk menggambarkannya karena hal itu pasti sangatlah sulit untuk dilakukan. Bagaimana mungkin Bunda Maria bisa dengan taat dan setia melakukan kehendak-Nya, dari menerima kabar bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus sampai dengan kesudahannya ia dengan sabar mendampingi perjalanan puteranya untuk memanggul salib hingga wafat. Allah memilih Bunda Maria untuk menjadi bagian dari karya keselamatan-Nya, karena Ia tahu bahwa Bunda Maria akan setia di dalam ketaatan kepada-Nya. Allah juga memperlengkapi Bunda Maria dengan Rahmat Keilahian-Nya sehingga mampu menanggung segala perkara yang akan dihadapi dengan penuh hikmat dan bijaksana.
Demikian juga halnya dengan kita, Ia memilih kita sebagai anak-anak dan saksi-Nya; dan tentu saja kita juga menerima Rahmat Keilahian-Nya. Namun perlu disadari bahwa Rahmat Allah hanya akan bekerja ketika kita taat kepada Firman-Nya; sehingga jika kita menyimpang dari jalan-Nya, maka kuasa Ilahi-Nya tidak akan ada pada kita, karena Ia tidak dapat bersatu dengan dosa. Meski demikian, Rahmat Allah bagi manusia tidak pernah berkurang, Ia selalu menyediakannya dengan berlimpah. Mari hidup sesuai dengan Firman-Nya agar selalu berada dalam lingkaran kemuliaan-Nya dan dipenuhi oleh Rahmat-Nya, serta dapat taat kepada-Nya seperti halnya Bunda Maria. (In).
Terima kasih Tuhan untuk kemurahan-Mu yang selalu ada bagi kami.
No responses yet