Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 25 Maret 2018
Yes 50:4-7
Mzm 22:8-9,17-20,23-24
Flp 2:6-11
Mrk 14:1 – 15:47
Hari Minggu Palma Mengenangkan Sengsara Tuhan
Taat menjadi murid Kristus
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. – Yes 50:4
Mungkin Anda sudah pernah mendengar tentang empat temperamen: koleris, sanguinis, melankolis, dan plegmatis. Umumnya, setiap orang memiliki keempat temperamen tersebut dalam dirinya, tapi hanya dua yang cenderung dominan. Seorang plegmatis yang memiliki kecenderungan pendiam, sulit untuk dapat menjadi penyemarak suasana. Berbeda dengan orang sanguinis yang dengan mudahnya langsung menjadi pusat perhatian di tengah orang banyak, sekalipun di antara orang-orang yang tidak mereka kenal.
Bacaan Injil hari ini mengajarkan bahwa kita harus memiliki lidah seorang murid yang dapat memberikan perkataan untuk menyemangati orang yang letih lesu dan berbeban berat. Apapun temperamen dan kepribadian kita – sekalipun kita adalah seorang plegmatis sejati – kita harus dan perlu berusaha untuk meringankan beban orang lain dengan perkataan yang menguatkan.
Intinya, apapun temperamen dan kepribadian kita, hal itu tidak boleh menjadi alasan untuk tidak melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Karena, Tuhan sendiri yang menciptakan kita dan Ia sudah memperlengkapi kita dengan segala rahmat yang kita butuhkan agar kita dapat berjalan seiring dengan rencana dan kehendak-Nya. Dan untuk menjadi taat sebagai murid Kristus, kita harus terus berusaha memberikan yang terbaik sesuai dengan apa yang difirmankan-Nya dalam Kitab Suci. (Md)
Apakah saya sudah belajar untuk menyemangati orang lain?
No responses yet