Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 25 Maret 2022
Hari Raya Kabar Sukacita
Yes 7:10-14; 8:10
Mzm 40:7-11Ibr 10:4-10
Luk 1:26-38
Nothing is Impossible
Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil. – Luk. 1 : 37
Benar, bagi Allah tidak ada yang mustahil. Saya meng-amin-kan ayat ini. Namun dalam prakteknya, ini sulit untuk saya lakukan. Saya bergumul untuk menyakinkan diri saya sendiri bahwa bagi Allah tidak ada hal yang mustahil terjadi. Anak pertama kami di diagnose Asperger Syndrome.
Ia memiliki kendala dalam komunikasi, sosialisasi dan mengontrol emosi atau berempati kepada orang lain. Pertumbuhan emosi dan tingkah lakunya tidak selaras dengan pertumbuhan fisik dan umurnya. Sebagai orang tua, saya khawatir akan masa depannya. Bagaimana nanti ia bisa kuliah? Apakah ia bisa bekerja? Apa dia bisa bertahan dalam lingkungan pekerjaannya? Bagaimana kalau ia di-bully? Begitu banyak kekhawatiran saya atas masa depannya.
Ayat Injil hari ini mengingatkan saya kembali, ”Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Jika Tuhan mau dalam sekejap saja, Tuhan bisa membuat anak kami menjadi anak normal. Jika Tuhan tidak melakukanNya, saya percaya bahwa Tuhan punya rencana yang luar biasa atas anak kami dan juga atas keluarga kami.
Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Yang sekarang saya lakukan hanyalah berdoa dan berserah kepada Tuhan. Percaya bahwa Tuhan sanggup melakukan perbuatan ajaib di luar apa yang ada di dalam pikiran saya. (Dn)
Apakah kita sungguh percaya, bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil?
No responses yet