Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 25 Mei 2018
Yuk 5:9-12
Mzm 103:1-4,8-9,11-12
Mrk 10:1-12
Bertekun sampai akhir
Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun;
kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya,
karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan. – Yak 5:11
Ayub adalah orang yang berbudi baik dan sangat kaya. Ia diizinkan Tuhan untuk mengalami musibah hebat. Semua kekayaannya hilang, semua anaknya meninggal, ia dihinggapi penyakit yang menjijikkan, dan ia dihina oleh banyak orang. Namun dalam keadaannya yang sedemikian buruk, Ayub tetap setia di dalam Tuhan. Ia tetap bertekun dan tidak menghujat Tuhan. Di akhir kisahnya, Tuhan memulihkan keadaan Ayub dan memberikan berkali lipat lebih baik dari keadaannya yang sebelumnya.
Hidup bertekun di dalam Tuhan bukan berarti semuanya akan mulus dan tanpa masalah. Sama seperti Ayub, ada kalanya Tuhan mengizinkan kita untuk diuji. Ketika kita bisa melewati ujian tersebut, akan ada hal besar yang disediakan Tuhan bagi kita. Sayangnya, ada banyak orang yang tidak bisa bertekun dengan setia melewati ujian tersebut. Banyak yang tidak sabar dan memilih untuk mengusahakan jalan pintas. Akhirnya malah tidak bisa menikmati berkat yang sudah Tuhan sediakan.
Belajar dari Ayub, marilah kita senantiasa bertekun di dalam Tuhan. Sesulit apapun perjalanan hidup kita, jangan pernah kita mengusahakan jalan pintas. Tetap bertekun dan setia kepada-Nya. (Dn)
Apakah saya tetap bertekun dalam Tuhan sekalipun dalam situasi yang sulit?
No responses yet