Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 25 Oktober 2017
Rm 6:12-18
Mzm 124:1-8
Luk 12:39-48
Hati yang baru
Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. – Rm 6:17
Tahun lalu saya terlibat pelayanan dalam Konvenas Muda-Mudi di Palembang. Ketika mengikuti sesi pujian dan penyembahan, saya hanya mengucapkan doa sederhana, “Tuhan, bentuklah hidupku untuk kemuliaan-Mu.” Saat itu saya mendengar suara Tuhan agar saya mencintai adik saya secara total. Saya belum mengerti maksud teguran Tuhan itu, karena saya merasa selama ini saya sudah cukup menyayanginya. Apapun yang ia minta, selalu saya turuti.
Dalam sesi pengajaran yang diadakan di persekutuan doa kami, Tuhan kembali menegur saya. Seperti menonton film, semua gambaran masa lalu saya terlintas. Tuhan memperlihatkan kejadian dimana saya mengeluh karena kamar saya kecil, sedangkan kamar adik lebih besar. Saya juga mengeluh karena adik sering sakit sehingga butuh banyak biaya untuk pengobatannya. Dan masih banyak keluhan lainnya.
Malam itu, saya merasa Tuhan sedang membuang semua kotoran dalam hati saya. Kotoran berupa sakit hati, iri hati, dan lainnya, yang selama ini masih berada di alam bawah sadar saya. Selama bertahun-tahun saya menyimpannya. Namun Tuhan memberikan hati yang baru bagi saya. Tuhan ingin membebaskan saya dari semua perasaan negatif tersebut, karena saya percaya, Tuhan ingin agar hidup saya berkenan di hadapan-Nya.
Seperti nasehat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma agar hidup mereka berkenan kepada Tuhan, marilah kita terus meminta hati yang baru di hadapan Tuhan, agar hidup kitapun selalu berkenan kepada-Nya. (Ar)
Sudahkah saya minta Tuhan memperbarui hati saya?
No responses yet