Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 26 April 2017

Kis 5:17-26
Mzm 34:2-9
Yoh 3:16-21

JADILAH TERANG DALAM KEGELAPAN

Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. – Yoh 3:19

Di kantor, sesekali saya mendengar cerita dari mulut ke mulut perihal masalah yang dihadapi pekerja. Bukan soal teknis atau kemampuan, tetapi masalah sikap dan mental. Hal ini pula yang sering membuat bagian HRD pusing kepala.‎

Contoh, ada seorang yang diam-diam merokok dan bahkan sempat membuat kebakaran kecil di dalam tempat sampah, padahal larangan merokok sangat jelas karena membahayakan perusahaan. Saat hal tersebut diketahui dan ditanyakan oleh HRD, ia tidak mau mengaku. Sampai-sampai harus memakai cara lain barulah orang itu mau mengaku. Pengakuan yang disertai dengan permohonan agar dapat tetap bekerja di sana.

Masih banyak contoh yang dapat diceritakan, tetapi pada umumnya tidak mau mengaku ketika ditanya. Kesannya, sudah terbiasa melanggar peraturan dan membahayakan perusahaan. Tapi begitu disodori bukti atau tertangkap basah, barulah meminta maaf.

Sikap seperti ini bukanlah sikap orang yang hidup dalam terang. Mereka hidup dalam kegelapan, diam-diam, bersembunyi, dan berharap tidak ketahuan. Terang yang sejati akan menerangi kegelapan. Mereka yang hidup dalam kegelapan akan takut bertemu dengan terang kebenaran. Tetapi orang yang hidup dalam terang, tidak akan merasa takut akan hal-hal tersebut karena memang tidak ada yang perlu disembunyikan dalam hidupnya.

Bukan hanya di tempat kerja, marilah kita juga menjadi terang di manapun kita berada. (Aw)

Apakah saya berani menjadi terang di manapun saya berada?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *