Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 26 April 2022
Kis 4:32-37
Mzm 93:1-2,5
Yoh 3:7-15
Dilahirkan Kembali
Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. – Yoh 3:7
Dilahirkan kembali disini janganlah diartikan secara harafiah. Karena sudah pasti kita tidak bisa dilahirkan kembali secara fisik. Dilahirkan kembali berarti ada yang berubah dari diri ini. Jika dulu hidup saya dipenuhi oleh hawa nafsu dan kemarahan, maka ketika dilahirkan kembali saya menjadi pribadi baru yang dipulihkan dan hidup dalam damai sukacita.
Saya dilahirkan kembali saat berumur 19 tahun. Melalui Seminar Hidup Baru Dalam Roh (SHBDR), saya menerima Tuhan secara pribadi. Ini adalah titik awal saya dilahirkan kembali. Pimpinan dari Roh Kudus membantu saya untuk bisa memaafkan orang yang menyakiti saya. Tuhan pulihkan gambar diri saya yang rusak dan juga menyembuhkan begitu banyak luka di dalam hati ini yang membuat saya menjadi pribadi yang dipenuhi amarah, suka membangkang, sulit diatur dan susah untuk memaafkan.
Seperti bayi yang baru lahir, semua proses perubahan ini tidak terjadi dalam waktu singkat. Selangkah demi selangkah Tuhan membimbing hidup saya. Adakalanya saya terjatuh, namun Tuhan tidak tinggalkan saya sendirian. Tuhan membantu saya untuk bangkit dan melanjutkan hidup ini. Sampai sekarang pun saya masih terus diproses dan dibentuk oleh Tuhan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi serupa dengan gambar-Nya. (Dn)
Ketika kita dilahirkan kembali, apakah yang berubah dari hidup kita?
No responses yet