Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 26 Agust 2018
Yos 24:1-2a,15-18
Mzm 34:2-3,16-23
Ef 5:21-32
Yoh 6:60-69
Special Gift
Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya. – Yoh 6:65
Apakah kita pernah merasa bangga karena telah dipanggil menjadi murid Kristus? Tidak semua orang dipanggil dan menanggapi kasih-Nya. Menjadi murid-Nya merupakan suatu panggilan yang luar biasa yang Ia karuniakan untuk kita. Meski demikian, Ia selalu memberikan kebebasan kepada kita dalam menanggapi-Nya.
Empat tahun lalu, seorang sepupu saya yang masih duduk di kelas 2 SMP mendapat panggilan untuk menjadi seorang pastor. Tapi ia mengabaikan dan tidak segera menanggapinya. Tuhan pun tak begitu saja menyerah dan terus memanggil-Nya. Seiring berjalannya waktu, akhirnya beberapa bulan lalu sepupu saya itu menanggapi panggilan Tuhan untuk menjadi pastor. Ia tidak dapat lagi menolak panggilan yang Tuhan berikan kepadanya. Iapun pindah ke sekolah seminari dan dengan bangga memulai panggilannya menjadi seorang murid.
Panggilan untuk menjadi seorang murid dapat terjadi kapanpun dan pada siapapun. Respon setiap orang dalam menanggapinyapun berbeda-beda. Tetapi apakah kita tidak akan menyesal nantinya jika menolak panggilan yang tak semua orang mendapatkannya? Kalau sudah tahu kita adalah orang spesial yang terpilih untuk panggilan istimewa yang Ia berikan, masihkah kita mau menyia-nyiakannya? (Cr)
Apakah saya mengenali panggilan-Nya?
Sudahkah saya menanggapi panggilan-Nya sebagai suatu anugerah?
No responses yet