Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 26 Februari 2017
Yes 49:14-15
Mzm 62:2-3,6-9
1Kor 4:1-5
Mat 6:24-34
TIDAK PERLU KUATIR!
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. – Mat 6:34
Firman Tuhan dengan tegas mengatakan supaya kita tidak usah khawatir akan hari esok. Tapi dalam prakteknya sulit bagi saya untuk tidak merasa khawatir, karena masih begitu banyak hal yang saya khawatirkan.
Salah satu contohnya ketika saya dipromosikan untuk naik jabatan. Bukan perasaan senang yang dominan, melainkan lebih banyak khawatirnya. Otak saya dipenuhi dengan berbagai macam pikiran. Apakah rekan-rekan setuju saya menjadi atasan mereka? Apakah mereka mau bekerja sama dengan saya? Bagaimana jika mereka menolak saya? Apa yang harus saya lakukan jika mereka tidak menerima saya sebagai atasan mereka? berbagai kekhawatiran muncul tiada henti.
Namun dalam kenyataannya, semua yang saya khawatirkan tak ada satupun yang terjadi. Para senior dan teman yang lain mendukung saya. Mereka tidak menolak saya dan tetap bersikap kooperatif bekerja sebagai satu tim. Melalui peristiwa ini saya belajar bahwa saya sudah melakukan hal yang sia-sia dengan membuat susah diri sendiri dengan pikiran khawatir yang berlebihan. (Dn)
Apakah perasaan khawatir menjadi penghambat bagi saya untuk maju?
No responses yet