Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 26 Februari 2018
Dan 9:4b-10
Mzm 79:8-9,11,13
Luk 6:36-38
Pengendalian diri
Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. – Luk 6:37
Tentu kita ingat dengan peribahasa “gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat”. Artinya kurang lebih adalah kesalahan orang lain terlihat jelas, namun tidak dapat melihat kesalahan diri sendiri. Kecenderungan manusia memang melihat kesalahan orang lain. Bahkan tidak jarang mencari-cari kesalahan orang lain dengan tujuan untuk ditunjukkan kepada yang lain.
Saya ingin mengajak kita untuk merefleksikan bagaimana sikap hidup kita setiap hari kepada orang-orang di sekeliling kita. Sengaja atau tidak, kita sangat sering menjadi hakim bagi orang lain, sekalipun diri kita tidak ada sangkut pautnya dengan orang tersebut.
Sikap ini sangat tidak terpuji dan Tuhan sangat tidak suka ketika kita sibuk dengan urusan orang lain. Mungkin kita lupa bahwa pada akhirnya, kita perlu mempertanggung jawabkan segala tingkah laku kita di hadapan-Nya. Tuhan tidak pernah mengajarkan untuk menghakimi sesama, sebaliknya Ia selalu mengatakan tentang kasih kepada Bapa dan sesama serta sikap pengendalian diri. Sikap pengendalian diri merupakan salah satu kunci yang membentuk kita menjadi pribadi yang sabar, lembut, dan penuh kasih terhadap sesama. (In)
Apa yang dapat saya lakukan agar dapat mengendalikan diri ketika berada dalam situasi yang membawa ke dalam godaan dosa?
No responses yet