Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 26 Juli 2017
Sir 44:1,10-15
Mzm 132:11-14,17-18
Mat 13:16-17
WARISAN
Keturunannya tetap setia kepada perjanjian-perjanjian, dan anak-anak merekapun demikian pula keadaannya. – Sir 44: 12
Ibu sering menceritakan kebiasaan nenek dulu yang wajib kami ikuti. Nenek bukan berasal dari keluarga Katolik, bahkan beliau termasuk orang yang benci terhadap orang-orang kristiani. Namun, suatu kali nenek menemukan sebuah Alkitab di jalan. Karena penasaran dengan isinya, ia baca Alkitab itu setiap hari dan merasakan suatu kedamaian yang luar biasa setelah membacanya.
Singkat cerita, akhirnya nenek memutuskan untuk dibaptis secara Katolik. Tidak berhenti higga di situ, nenek berjuang untuk mengajak seluruh keluarganya menjadi Katolik. Perjuangan yang tidak mudah dilalui nenek dengan rajin berdoa dan terlibat aktif dalam kegiatan gereja. Sekalipun hujan deras, nenek tetap bersemangat ke gereja. Hal inilah yang akhirnya diwariskan kepada anak dan cucunya. Satu nasehat yang diturunkan dari nenek, “Sesulit apapun hidupmu, jangan pernah meninggalkan Tuhan. Jangan pernah meninggalkan pelayanan. Karena di situlah Tuhan sedang merenda rencana terbaik-Nya untuk kita.” Nasehat nenek itu menjadi kekuatan bagi saya, terutama saat menghadapi masa sulit.
Warisan hal yang baik perlu kita jaga dan budayakan dalam hidup sehari-hari. Jadikan hal-hal itu sebagai gaya hidup di masa kini. Mari tetap menjadi berkat bagi sesama dengan menggunakan talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita. (Ar)
Sudahkah saya menjadi berkat bagi sesama?
No responses yet