Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 26 Maret 2017
1Sam 16:1b,6-7,10-13a
Mzm 23:1-6
Ef 5:8-14
Yoh 9:1-41
HIDUP YANG TERENCANA
Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. – Yoh 9:3
Pagi hari saat menulis renungan ini, saya baru menerima kabar meninggalnya teman adik saya yang masih berusia dua puluh lima tahun. Masih sangat muda dan ia harus meninggalkan suami serta anaknya yang baru berusia dua tahun. Penyakit pnemonia yang terlambat dideteksi membuatnya harus melepaskan dunia ini. Hanya satu bulan sejak diketahui penyakitnya itu. Hal ini membuat seluruh teman dan keluarga merasa sangat kehilangan.
Begitu banyak yang merasa sangat sedih dan bertanya-tanya mengapa ia harus pergi secepat itu. Suami dan anaknya masih sangat membutuhkan dirinya, bahkan keluarga dan kerabatnya pun masih ingin bersamanya. Banyak pula yang menyayangkan mengapa penyakit tersebut tidak diketahui lebih awal sehingga mungkin saja nyawanya dapat diselamatkan. Beribu kalimat pertanyaan dengan awalan “mengapa” dan “kenapa” mengiringi kepergiannya.
Tak hanya dalam kejadian ini. Hampir semua dari kita tak henti mempertanyakan penyebab sesuatu yang buruk yang menimpa kita. Kita terus menyalahkan diri sendiri atau apapun yang berhubungan dengan kesedihan atau kesusahan yang menimpa kita. Seringkali kita lupa bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita tentu mempunyai tujuan yang indah. Dia yang menjadikan kehendak-Nya nyata dengan tidak pernah meninggalkan kita untuk terus menjalani kehidupan ini. Bila kita dalam keadaan terpuruk atau sedih, ingatlah bahwa ada rencana indah Tuhan yang akan disampaikan melalui keadaan tersebut. (Ve)
Bagaimana saya memandang hal-hal yang terjadi dalam hidup saya?
No responses yet