Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 27 Oktober 2017
Rm 7:18-25a
Mzm 119:66,68,76-77,93-94
Luk 12:54-59
Dilema
Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku
aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku
menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. – Rm 7:22-23
Kata “dilema” mungkin lebih sering dikenal dengan sebutan “galau” yang sering dipakai oleh anak muda zaman sekarang. Kata itu menunjukkan kondisi dimana kita dihadapkan pada dua atau lebih alternatif pilihan sebelum membuat suatu keputusan.
Saat kita sedang makan soto di warung, kita melihat seorang nenek yang ingin menyeberang jalan. Tapi, kita juga sedang diburu waktu sehingga harus segera menghabiskan makanan kita. Kita menjadi galau, menghabiskan makanan agar bisa segera pergi atau meninggalkan makanan serta membantu nenek tersebut.
Hati kecil kita mengajak kita untuk menolong, tetapi di sisi lain ada keegoisan yang membuat kita enggan untuk memberikan waktu dan tenaga kita untuk membantu orang lain. Mungkin kita sering diberi kesempatan untuk berbagi dengan sesama, sayangnya kita cenderung mengabaikannya karena lebih memilih untuk menyenangkan hati dan diri kita sendiri.
Pilihan di tangan kita, menyenangkan hati-Nya dengan menjadi berkat bagi sesama atau menyenangkan hati dan diri kita sendiri? (Cr)
Apakah saya masih sering “galau” dalam menyenangkan hati-Nya?
No responses yet