Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 27 Agustus 2016
1Kor 1:26-31
Mzm 33:12-13,18-21
Luk 7:11-17
ALL IS ABOUT HIM
…bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil…supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah. – 1Kor 1:16,29
Kurangnya pujian dan penghargaan dari orang tua ternyata berdampak sangat besar terhadap perkembangan pribadi seorang anak. Memberi pujian dan penghargaan tersebut sebenarnya berarti peneguhan bagi si anak, sehingga ia tahu bahwa ia mampu, ia diakui, dan ia berharga bagi kedua orang tuanya.
Sayangnya, hal-hal itu tidak saya alami dalam masa kecil saya. Sepanjang saya bisa mengingat, rasanya hampir tak pernah sekalipun saya mendengar ayah atau ibu memberikan pujian kepada saya. Dengan begitu saya tumbuh menjadi pribadi yang sangat haus akan pengakuan dari orang lain. Akibatnya, ketika saya merasa pekerjaan saya tidak dihargai, hal itu akan sangat mengganggu saya.
Namun beberapa waktu lalu, seorang sahabat yang juga adalah tokoh pendidikan dan cukup saya kenal baik mengatakan bahwa sebenarnya jika kita sungguh menyadari bahwa kita ini bukan apa-apa, maka kita tidak akan ambil pusing tanggapan orang terhadap apa yang kita lakukan. Karena kita tahu kita memang bukan apa-apa, dan bukan melulu karena kemampuan kita. Jadi tidak perlu juga mengharapkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Perkataannya ini seperti mengingatkan sekaligus teguran bagi saya. Lewat teman saya ini, Tuhan membawa saya pada pemahaman yang lebih dalam akan hal ini.
Ayat bacaan hari ini semakin meneguhkan bahwa jangan ada seorangpun yang memegahkan diri di hadapan Allah. (Jc)
Apakah saya masih mengharapkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain atas apa yang saya lakukan?
No responses yet