Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 27 Desember 2017
1Yoh 1:1-4
Mzm 97:1-2,5-6, 11-12
Yoh 20:2-8
Tentang hidup kekal
Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan AnakNya, Yesus Kristus. – 1Yoh 1:2-3
Kehidupan kekal merupakan akhir dari perjalanan hidup kita di dunia ini. Tidak ada seorangpun tahu seperti apa nantinya hidup sesudah kematian. Ada yang menyimpulkan bahwa setelah kematian adalah kehampaan, tidak ada apa-apa. Ada juga yang beranggapan bahwa kematian adalah petaka yang harus dihindari walaupun pada akhirnya tidak dapat dielakkan.
Sebagai makhluk hidup yang mempunyai naluri, pada hakikatnya manusia memiliki insting rasa takut pada kematian. Sama seperti binatang yang takut dan lari jika nyawanya terancam. Namun sebagai manusia yang diberi kelebihan akal sehat dan logika, manusia tidak sekedar takut akan kematian. Ada yang lebih penting dari itu, yaitu persatuannya dengan Allah. Seperti yang disampaikan oleh para rasul, mengenai kesakisan mereka tentang hidup kekal bersama Bapa.
Lalu, bagaimana caranya untuk mencapai hal tersebut? Sama seperti persiapan menghadapi ujian saat sekolah, kita harus mempersiapkan dan melatih diri kita dengan belajar sesuai yang diajarkan oleh Sang Guru. Tidak melenceng dari apa yang diajarkan dan mempraktekkannya dengan latihan. Murid yang telah mempersiapkan diri dengan baik, pada umumnya akan menjadi tenang dan siap menghadapi ujian. Mereka tidak takut karena mereka tahu dapat menghadapinya dengan baik dan berusaha mendapatkan hasil yang baik atas apa yang telah mereka perjuangkan selama ini. (Md)
Apakah saya sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk mengalami hidup kekal?
No responses yet