Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 27 Februari 2017
Sir 17:24-29
Mzm 32:1-2,5-7
Mrk 10:17-27
KADO NATAL
Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah. – Mrk 10:27
Sejak tahun lalu kulkas di rumah saya rusak. Berhubung adik saya beberapa kali harus opname di rumah sakit, anggaran untuk beli kulkas kami tunda. Apalagi saya tidak mempunyai kartu kredit seperti kebanyakan orang. Soal kulkas saya bawa dalam doa dan percaya suatu saat Tuhan pasti memberi rejeki untuk membeli yang baru.
Entah kenapa menjelang Natal kemarin, saya mulai lagi membawa hal ini di hadapan Tuhan. Beberapa kali saya pergi ke toko elektronik untuk melihat-lihat kulkas yang saya inginkan. Bahkan dalam doa saya pagi itu, saya katakan pada Tuhan kalau saya ingin membelinya sebelum Natal sebagai hadiah ulang tahun pernikahan orang tua saya.
Sorenya, saya mendapat telepon dari sahabat lama saya yang mengatakan kalau ia ingin memberikan voucher belanja barang elektronik kepada saya. Begitu senangnya saya mendapat hadiah itu. Keesokan harinya, saya kembali ke toko. Memang jumlah voucher yang diberikan sahabat saya dapat membeli sebuah kulkas. Tapi saya lebih tertarik dengan pilihan kulkas yang lainnya karena spesifikasinya lebih lengkap. Sayangnya uang saya tidak cukup untuk menambah kekurangannya. Dalam hati saya mengatakan, “Tuhan, saya ingin kulkas yang ini sebelum Natal.” Akhirnya saya belum jadi membeli.
Hari berikutnya, saya mendapat pemberitahuan dari kantor bahwa saya mendapatkan bonus tambahan di akhir tahun kemarin. Luar biasa, ternyata nominalnya mencukupi harga kulkas yang saya inginkan.
Teman, teruslah berpengharapan di dalam Tuhan. Sekalipun untuk doa-doa yang belum dijawab oleh-Nya. Percayalah, terkadang Tuhan menjawab doa kita dengan cara-Nya yang unik. Sebab tak ada yang mustahil bagi Dia. Tetaplah berdoa! (Ar)
Masihkah saya berpengharapan di dalam Tuhan?
No responses yet