Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 27 Januari 2018
2Sam 12:1-7a,11-17
Mzm 51:12-17
Mrk 4:35-41
So sorry…
Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” – Mrk 4:38b
Begitu membaca bacaan hari ini, saya langsung tertegur. Betapa egoisnya kita karena seringkali menjadikan diri sendiri sebagai pusat dari semuanya. Yang penting kita bahagia, aman, selamat, dan semua hal baik lainnya. Lalu, saat kita mengalami masalah, kita sering merasa Tuhan meninggalkan kita sendirian.
Dulu, dalam doa saya sering mengatakan merasa seorang diri menghadapi semuanya atau menginginkan semua yang saya minta dikabulkan dengan segera. Tuhan pasti sedih. Ia sudah memberikan jalan keluar, tapi saya menganggap-Nya meninggalkan saya.
Padahal jika kita menilik lebih dalam, selama ini telah banyak yang Ia perbuat bagi kita. Ia selalu memberi yang terbaik meski kita seringkali menyakiti hati-Nya. Dengan egois, kita meminta segala sesuatu yang menurut kita baik dan ingin serba instan.
Bapa, terima kasih untuk kasih karunia yang telah Engkau berikan selama ini. Maafkan kami jika sering membuat-Mu sedih. Ampuni dan layakkanlah kami, agar kami dapat memberikan yang terbaik dari apa yang kami miliki dan hidup berkenan di hadapan-Mu. (Cr)
Bagaimana saya dapat memberikan yang terbaik untuk menyenangkan hati-Nya?
No responses yet