Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 27 Juni 2017
Kej 13:2,5-18
Mzm 15:2-5
Mat 7:6,12-14
JALAN SEMPIT YANG SESAK
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya. Mat 7:12-14
Suatu kali, saya berkesempatan mencoba permainan Escape Game – semacam permainan ketangkasan, strategi, dan uji nyali untuk menemukan jalan keluar dari suatu ruangan yang terkunci dengan memecahkan permasalahan dan teka-teki yang diberikan.
Selama permainan, saya dan pemain lainnya dituntut untuk menyelesaikan misi dan harus melewati tantangan yang ada. Untuk mencapai jalan keluar, ada jalan-jalan sempit yang harus dilalui, lorong-lorong gelap yang tidak jelas apakah membawa kami ke arah yang benar atau justru menuju kesesatan. Para pemain diberi kebebasan untuk memilih jalannya, tentu saja dengan pemikiran dan pertimbangan secara matang. Namun tidak ada jaminan, apakah jalan yang dipilih itu benar atau tidak.
Dalam hidup ini, kitapun sering dihadapkan pada pilihan jalan hidup yang harus kita ambil. Entah itu pada akhirnya menyesatkan atau tidak, kita diberi kebebasan untuk memilih. Tentu saja kita juga diberi akal budi dan hikmat untuk menentukan pilihan.
Seringkali jalan yang sempit dan sesak adalah jalan sulit yang mau tidak mau harus kita tempuh. Sekalipun pada akhirnya kita gagal, tapi di balik semua itu, kita akan menjadi terlatih dan menjadi pribadi yang lebih tangguh untuk menghadapi kesulitan di masa yang akan datang. Yang terpenting, kita harus terus maju dan tidak berhenti dalam kegelapan karena apabila terjadi kegagalan, kita masih punya waktu untuk memperbaikinya. (Md)
Apakah saya sering menyerah dan terlarut dalam kesulitan hidup yang saya alami?
No responses yet