Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 27 Maret 2021
Yeh 37:21-28
MT Yer 31:10-13
Yoh 11:45-56
Ketakutan
Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita. – Yoh 11:48
Mana yang kita pilih ketika dihadapkan pada pilihan “jujur tetapi rugi” atau “bohong tetapi untung”? Biasanya, hal ini sering dialami oleh para pedagang atau pengusaha. Memang, seringkali kebenaran itu tidak menyenangkan, bahkan membawa dampak yang sangat besar atau menyinggung banyak orang. Kadang, kebenaran itu menimbulkan konflik karena ada pihak yang mendukung atau melawan.
Sama seperti zaman Yesus, para pemangku kepentingan agama mulai disibukkan dengan pemikiran politik dan menimbulkan dampak ketakutan akan sesuatu yang belum tentu terjadi. Tetapi nampaknya para pemuka agama yang pada saat itu mengambil peran moral dan pemimpin dibayang-bayangi ketakutan akan bangsa Romawi. Mereka takut dianggap memberontak dan tidak diizinkan kembali beribadah.
Mereka tidak menyadari bahwa Yesus hadir bukan membawa orang untuk berpolitik melainkan untuk memperbarui cara bangsa Yahudi memandang Allah. Yesus tidak mengajak orang untuk memberontak kepada pemimpin, tetapi Yesus datang menyampaikan tentang pengampunan dosa dan harapan untuk kebebasan dari dosa. Para pemuka agama dibutakan oleh kecemburuan sosial dan ketakutan secara berlebihan tentang apa yang bisa dilakukan Yesus.
Bukankah hal yang sama sering terjadi dalam diri kita ketika kita melihat ada orang yang berbuat baik atau lebih baik dari kita dan menjadi lebih populer dari kita? Kita khawatir kalau jabatan ataupun posisi kita diambil alih oleh mereka sehingga kadang kita mengandalkan berbagai macam cara untuk membuat pesaing kita memiliki catatan buruk di mata pemimpin kita? (An)
Sejauh mana saya berusaha untuk mengasihi Tuhan dan sesama dengan baik dan benar?
No responses yet