Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 27 Mei 2018
Ul 4:32-34,39-40
Mzm 33:4-6,9,18-19,20,22
Rm 8:14-17
Mat 28:16-20
Tritunggal Mahakudus
Berpegang hanya pada ketetapan Allah
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi,
tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. – Rm 8:15
Melihat keponakan-keponakan saya yang masih balita bermain bersama ayahnya, diiringi tawa riang dan wajah yang polos, sangat lucu sekali. Tak ada ketakutan dalam rona wajahnya, sekalipun tubuh mungilnya diayun tinggi ke atas. Rasa aman tanpa khawatir jatuh karena yakin sang ayah pasati akan senantiasa menjaganya.
Bagi kita yang sudah dewasa, mungkin tidak ada lagi ayah yang kuat menggendong dan mengayun kita. Masalah kehidupan yang ada harus dapat kita selesaikan dan cari jalan keluarnya sendiri, tidak bisa lagi terus bergantung kepada orang tua. Namun kita harus bergantung kepada Bapa di surga. Kita harus “memaksa” ego kita untuk dapat tunduk, tinggal dalam lingkupan-Nya, dan selalu percaya untuk berpegang pada ketetapan Tuhan.
Sama seperti perumpamaan anak yang hilang, yang hidupnya menjadi kacau ketika ia ingin bebas melakukan kehendaknya sendiri dan merasa mampu tanpa bapanya. Ia meminta bagian harta yang menjadi miliknya dan menghabiskannya sekehendak hatinya.
Berpegang dan bergantung kepada Bapa, tidaklah menjamin bahwa kehidupan kita akan selalu baik-baik saja. Namun, Tuhan menjanjikan Roh Penolong yang akan membuat kita tidak takut lagi dalam menghadapi segala masalah apapun, karena kita memiliki Abba Bapa yang di atas segalanya. (Md)
Apakah saya masih mengandalkan kekuatan sendiri dalam menghadapi apapun?
No responses yet