Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
amis, 27 Oktober 2022
Ef 6:10-20
Mzm 144:1-2,9-10
Luk 13:31-35
Tugas Seorang Nabi
Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. – Luk.13:34
Membaca perikop Injil hari ini, kita bisa merasakan kesedihan dan kepedihan hati Yesus. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan, namun ternyata sebagian besar dari mereka menolak-Nya. Sudah sejak jaman nabi-nabi diutus untuk menyelamatkan mereka, namun nabi-nabi tersebut sampai Yesus pun diancam untuk dibunuh. Namun Yesus tidak takut akan ancaman itu, Ia tetap setia melanjutkan karya penyelamatan-Nya yang sudah ditugaskan oleh Allah Bapa. Nalarnya, kalau kita pasti memilih pergi dan tidak mau berurusan lagi dengan orang tersebut ketika sudah ditolak bahkan diancam akan dibunuh. Seorang Nabi itu bagaikan di luar nalar kita tadi.
Nabi adalah perpanjangan tangan dan lidah Allah. Seorang nabi diutus ke tengah-tengah masyarakat untuk mewartakan kebenaran Tuhan. Sebagai pengikut Yesus, kita juga harus berani, menjadi Nabi yang diutusNya meskipun kadang menghadapi sesuatu yang di luar nalar tadi. Ketika kita mampu menyuarakan kebenaran di tengah-tengah ketidakadilan, itulah tindakan kenabian. Ketika kita mampu berkata jujur walau kita akan ditolak dan dirugikan, itulah tindakan kenabian. Ketika kita mampu berbuat kasih kepada orang-orang yang paling hina sekalipun, itulah tindakan kenabian. (Vn).
Apakah aku mau menjalankan tugas sebagai seorang nabi?
No responses yet