Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 28 Januari 2016
2Sam 7:18-19,24-29
Mzm 132:1-5,11-14
Mrk 4:21-25
SEMUA AKAN DINYATAKAN-NYA
Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh diatas kaki dian. – Mrk 4:21
Terkadang, kesetiaan dan kesungguhan dalam melakukan hal baik dalam hidup, sering diuji.
Ibu seorang sahabat rajin berdoa dan juga berdoa bagi orang lain. Ia juga bersikap baik kepada orang lain dan sering berbagi dalam kesehariannya, sekalipun terhadap orang yang belum dikenalnya. Walaupun ibu ini hanya dari kalangan biasa dan sering terlihat kelelahan, atau mungkin tidak semua orang yang dilayaninya merasa senang, namun ia tetap melakukan dengan ketulusan dan kesungguhan hati.
Suatu hari ibu ini jatuh sakit dan kondisinya agak parah. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata ibu ini menderita kanker getah bening stadium akhir. Tak lama berselang dari vonis dokter, ibu sahabat ini menghembuskan nafas terakhirnya. Walaupun bukan dari kalangan artis atau orang terkenal, banyak orang merasa kehilangan sosok ibu ini. Ketika itu, rumah duka penuh sesak oleh orang-orang yang datang melayat yang datang silih berganti.
Sahabat saya begitu terharu atas kesan-kesan yang disampaikan oleh orang-orang yang hadir yang menceritakan hidup ibunya begitu memberkati dan menginspirasi banyak orang dengan menjadi terang bagi orang lain. Tuhan tidak “meletakkan” ibunya di bawah gantang, tetapi membawanya di atas kaki dian, supaya semakin menjadi terang bagi orang lain. (Md)
Apakah saya menjadi pelita bagi orang lain?
No responses yet