Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 28 September 2018
Pkh 3:1-11
Mzm 144:1-4
Luk 9:18-22
Segala Sesuatu Ada Waktunya
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. – Pkh 3:11
Ayat di atas (beserta seluruh perikopnya) merupakan salah satu favorit saya dari seluruh Alkitab. Bagi saya, kehidupan memang penuh dengan up & down. Semua ada waktunya. Terkadang di saat saya bergumul, saya bertanya kepada Tuhan sampai kapan saya harus begini. Kapan saya akan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang saya hadapi, entah masalah relasi, finansial, ataupun masa depan?
Tapi, setiap saya membaca perikop ini, saya mengalami peneguhan bahwa Tuhan mempunyai waktu-Nya sendiri dan saya harus sabar menunggu, meskipun saya tidak tahu kapan waktunya Tuhan itu.
Saya tidak bisa memungkiri bahwa mungkin saat saya bertemu Tuhan nanti, saya baru mendapatkan jawaban yang lengkap dan mengerti semua hal yang terjadi dalam kehidupan saya. Dengan tetap percaya kepada-Nya, saya tidak akan pernah menyerah. Karena saya tahu, selalu ada yang menemani saya dan selalu ada pengharapan untuk masa yang akan datang.
Saya tidak bisa memaksa Tuhan untuk membuat semuanya indah saat ini juga. Saya tidak bisa memaksa Tuhan untuk mengambil masalah-masalah saya. Yang bisa saya lakukan adalah berjalan bersama Tuhan demi mewujudkan impian dan target masa depan saya.
Tuhan mempunyai waktu-Nya sendiri. Bersabar dan bertekunlah dalam kehidupan sehari-hari. (Aw)
Apakah saya tetap bersabar menantikan waktunya Tuhan?
No responses yet