Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 28 September 2024
Pkh 11:9 – 12:8
Mzm 90:3-6,12-14,17
Luk 9:43b-45
Akhir Cerita
Mereka tidak mengerti perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya. Dan mereka tidak berani menanyakan arti perkataan itu kepada-Nya. – Luk 9:45
Ketika saya masih muda, saya adalah seorang olahragawan di kota saya. Tetapi saat ini saya malu mengakui kalau saya seorang olahragawan setelah melihat diri saya di cermin. Untuk menjaga mental dan kualitas, saya harus melakukan latihan secara berkala.
Bukannya saya tidak tahu, melainkan saya berpura-pura tidak tahu. Jadi, apa yang kita mulai di awal bukanlah penentu hasil akhir.
Bacaan Injil hari ini menuliskannya dengan sangat baik. Ayat sebelumnya menceritakan peristiwa transfigurasi dan Yesus mengusir setan. Setelah peristiwa-peristiwa hebat itu, Yesus memberitahukan tentang akhir hidup-Nya. Nampaknya, para murid menganggap bahwa itu hanyalah kiasan atau bualan dari Tuhan Yesus dan mereka tidak berani menanyakan hal tersebut kepada-Nya. Apakah murid-murid Tuhan Yesus takut bertanya atau mereka pura-pura bodoh untuk megabaikan hal tersebut karena itu bukan hal yang menyenangkan dan bukan merupakan akhir yang bahagia?
Para pembaca yang terkasih, meskipun kita memiliki Allah yang Maha Kuasa, hal itu tidak serta merta membuat hidup kita mulus. Rahmat Pembaptisan tidak menjadikan diri kita sebagai manusia super. Semua membutuhkan upaya dan usaha. Ada hal-hal yang harus kita terima dan bisa kita ubah. Kita tidak bisa merubah siapa orang tua kita, tetapi kita bisa merubah perhatian kita kepada orang tua. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama merubah akhir cerita hidup kita. Apa yang Anda ingin teman-teman dan keluarga anda ingat tentang anda? (An).
Sudahkah kita mempersiapkan akhir cerita diri kita?
No responses yet